3 Huruf Yang Engkau Sejajarkan
PAWELING.COM - Lalu sebenarnya siapakah yang mampu membaca bait-bait mu yang begitu indah, tidakkah rumus baitmu terlalu sulit dipahami unt...
PAWELING.COM - Lalu sebenarnya siapakah yang mampu membaca bait-bait mu yang begitu indah, tidakkah rumus baitmu terlalu sulit dipahami untuk orang awam.
Tetapi, engkau bersikeras untuk menulisnya, kata perkata selalu engkau ramu menjadi kalimat indah. Tetapi apakah engkau sadar rasa bahasamu terlalu tinggi?.
Terlebih bagiku, engkau menyusun 3 huruf menjadi satu kata. Kemudian engkau ramu, katamu ini adalah satu kalimat, tetapi bagiku itu hanya 3 huruf yang engkau sejajarkan.
Sebelumnya, engkau berani menantang para penyair kondang. Dengan penuh optimisme engkau sesumbar jika karyamu tidak akan bisa disamai rasa indahnya oleh siapapun.
Tetapi, hingga kini aku yang menjadi murid terkasihmu belum bisa mengungkapkan makna 3 buah huruf yang telah engkau ramu menjadi kalimat pendek.
Dulu, sebelum engkau kembali pada yang maha Tinggi, kau berpesan padaku. "Pecahkanlah makna kalimat ini," tetapi mana mungkin orang waras menemukan makna dari 3 buah huruf yang disejajarkan.
2 orang muridmu, Mahapatih dan Maharaja sudah menjadi orang terpandang. Mereka menjadi pembesar Kerajaan Besar, sedang diriku, dulu engkau pernah berujar aku akan menjadi penerusmu.
Kini aku memang menjadi penerusmu, tetapi 3 huruf yang engkau sejajarkan belum pernah aku pecahkan maknanya.
Padahal, engkau pernah berkata dengan 1 kalimat ini, engkau akan menjadi penerusku. Engkau menekankan kata penerusku sambil berkata "penerusku, aku yang ridho kepadamu dan masyarakat ridho kepadamu."
Kini Masyarakat telah ridho kepadaku, tetapi mana aku tahu engkau ridho kepadamu. Sedang diriku masih belum menemukan makna dari 3 huruf yang engkau rangkai tersebut.
berhari-hari aku selalu memikirkan 3 huruf yang engkau maksudkan tersebut. Tetapi telah lewat beberapa tahun tak kunjung kutemukan maknanya.
Sehingga tahun ke 3, apakah aku memang begitu bodoh dengan tidak bisa mengungkapkan makna dari kalimat tersebut.
Pernah aku bertanya pada Mahapatih, tetapi dia tidak pernah memahaminya. Mahapatih berkata padaku, dirinya tidak pernah memperoleh kata-kata rumit darimu.
Aku juga bertanya pada Maharaja, tetapi dia juga tidak paham maksudmu. Maharaja malah berkata, kalimat yang kamu buat adalah lelucon agar karyamu menjadi seperti karya sastra.
Selama aku berusaha untuk mencari tahu makna yang ada di dalam 3 huruf tersebut, semakin bertambah bingunglah diriku.
Mungkin benar kata Maharaja, ini hanya lelucon-mu dan niat jahatmu untuk membuat diriku bingung.
Tetapi, aku kembali ingat pada kata Mahapatih untuk terus mencari maknanya.
Mahapatih seolah mewakili diri, Mahapatih percaya jika kalimat yang kamu buat adalah kalimat suci. Tetapi semakin hari aku meragukan kata Mahapatih.***
NB: Cerita di atas adalah bagian 1 dari seri cerita dengan judul "3 Huruf Yang Engkau Sejajarkan"