Mahapatih dan Piwulang Kehidupan
PAWELING.COM - Siapa yang menyangka pemuda gempa tersebut bisa menjadi Jendral perang tangguh.
Dia dulu hanya rajin melakukan olah tubuh, saya tidak pernah melihat dirinya melakukan olah batin dan otak.
Tetapi setelah menikah, dia kemudian menjadi pribadi yang begitu tangguh, paham tak-tik militer, dan yang aku heran kenapa dia begitu luas pemahaman literaturnya.
Seperti yang sudah saya jelaskan di atas, orang yang kini dikenal dengan nama Mahapatih tersebut tidak pernah tertarik pada hal olahraga otak dan batin.
Tidak seperti Jendral lainnya, Mahapatih selalu membawa buku yang diberikan oleh Guru Agung.
Akupun tak begitu paham apakah buku yang diberikan oleh Guru Agung.
Seperti Mahapatih, aku juga diberikan beberapa buku, tetapi buku yang diberikan padaku adalah buku-buku asah otak dan batin.
Aku kemudian berpikir jika buku yang diberikan oleh Guru Agung adalah buku-buku olah fisik.
Sering aku mencoba membuka buku yang dimiliki oleh Mahapatih, tetapi selalu saja dilarang olehnya.
Saat dia pergi berperang, Mahapatih menitipkan buku kepada diriku. Tapi saat aku mencoba membuka buku tersebut, ternyata tidak bisa dibuka.
Mahapatih hanya berpesan, "jika aku mati di medan perang, maka bacalah buku tersebut."
Sering aku berpikir kotor, ingin mendengar kabar baik dari medan perang jika Mahapatih sudah meninggal.
Tetapi, karena dia adalah Jendral perang yang handal, mati adalah perkara sulit bagi sang Mahapatih.
NB: Cerita di atas adalah bagian 2 dari seri cerita dengan judul "3 Huruf Yang Engkau Sejajarkan"