Pandita Kemana Akhir Semuanya?
PAWELING.COM - Bulan Ramadhan sudah sepantasnya kita selalu mendekat pada para pemuka agama. Dalam budaya Jawa disebut sebagai Kyai, sedang ...
PAWELING.COM - Bulan Ramadhan sudah sepantasnya kita selalu mendekat pada para pemuka agama. Dalam budaya Jawa disebut sebagai Kyai, sedang dalam agama Hindu sering disebut sebagai Pandita.
Secara bahasa Pandita adalah Brahmana atau guru agama di dalam agama Hindu. Lantas kenapa kita harus mendekat pada para Pandita ini?
Pada bulan Ramadhan menjadi momen paling tempat untuk merenung, merenung apapun mulai dari masalah hidup hingga hiruk pikuk dunia politik Indonesia.
Banyak yang beranggapan di bulan Puasa harus memperbanyak perbuatan baik, seperti memperbanyak sedekah. Tapi banyak orang yang melupakan jika belajar adalah salah satu ibadah.
Semua pemuka agama (Pandita) mengatakan belajar (apapun) adalah ibadah. Karena itulah jika tidak mampu bersedekah, tidak ada salahnya melakukan ibadah lewat jalur lain, jalur belajar.
Saat ini saya menganggap belajar adalah membaca kemudian menyebarkan bacaan tersebut. Karena itulah setiap hari aku akan menulis tulisan yang sedikit bermakna.
Lewat tulisan tersebut aku berharap pembaca menemukan satu kebenaran, sehingga bulan puasa ini menjadi ladang ibadah buat diriku. Kini sudah memasuki hari kedua bulan Puasa.
Tapi apakah yang bisa aku peroleh dari sehari berpuasa. Sehari berpuasa aku masih merasa lapar, kadang tanganku secara tidak sadar mengambil botol minuman. Tapi untungnya aku berhasil meneruskan puasa, seharian penuh.
Pada hari kedua aku bertanya-tanya, kemanakah akhir semuanya?
Para Pandita yang sudah seirama dengan Tuhan semesta alam mengatakan kembalinya adalah bersatu dengan sang pencipta. Tapi diriku belum bisa memahami tersebut, masih banyak yang ingin aku peroleh, seperti kenyamanan dalam bekerja.
Diriku yang masih awam tentu sulit menginginkan bertemu dengan Tuhan, terlebih menyatu dengan-Nya. Bahkan dalam hidupku masih belum ada yang pasti, masih belum menemukan kenyamanan.
Lantas kemanakah semuanya akan berakhir?
Aku bertanya-tanya kenapa para politisi bisa hidup nyaman meski dalam ketidakpastian dunia politik. Sama seperti kita yang menyambut Ramadhan dengan gembira, politisi menyambut 2024 dengan suka dan gembira.
Meski belum jelas peta jalannya, politisi sudah senang. Ramadhan menjadi salah satu jalan mereka untuk mendapatkan ketenangan batin, mendapatkan satu suara untuk 2024.