Gaya Soekarno Ketika Puasa Bulan Ramadhan, Hanya Sahur dengan Roti
Paweling.com - Sebagai manusia bisa kita akan melihat tokoh-tokoh sebagai panduan untuk menjalani kehidupan di dunia. Salah satu tokoh yang ...
Salah satu tokoh yang bisa dijadikan panduan adalah Soekarno, termasuk bagaimana kehidupan Soekarno di kala bulan Ramadhan.
Menurut hasil pencarian saya, Soekarno adalah seorang muslim yang menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
Ada beberapa kisah menarik tentang Soekarno dan puasa Ramadhan yang mungkin Anda belum tahu. Berikut ini saya rangkum beberapa di antaranya:
Pada 16 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta diculik oleh sekelompok pemuda yang ingin mempercepat proklamasi kemerdekaan Indonesia. Setelah dibawa ke Rengasdengklok, mereka akhirnya dibawa kembali ke Jakarta oleh Mr. Achmad Soebardjo.
Di Jakarta, mereka menuju rumah Laksamana Tadashi Maeda, seorang perwira Angkatan Laut Jepang yang bersimpati dengan perjuangan Indonesia. Di rumah Maeda, Soekarno dan Hatta menyusun teks proklamasi bersama para tokoh lainnya.
Setelah perundingan yang panjang, mereka menyantap sahur di rumah Maeda dengan menu seadanya yang disiapkan oleh asisten rumah tangga Maeda. Menu yang disantap oleh Soekarno dan Hatta adalah telur, sarden, dan roti, tanpa nasi. Sahur di bulan Ramadhan itu menjadi peristiwa bersejarah karena beberapa jam setelahnya Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Pada tahun 1950, Soekarno menggelar buka puasa bersama di Istana Merdeka dengan mengundang para ulama, tokoh masyarakat, dan pejabat negara.
Acara ini merupakan salah satu upaya Soekarno untuk menjaga hubungan baik dengan kalangan Islam dan menunjukkan toleransi beragama.
Dalam acara tersebut, Soekarno juga menyampaikan pidato tentang pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Pada tahun 1959, Soekarno mengalami kecelakaan mobil saat berpuasa Ramadhan. Ia sedang dalam perjalanan dari Bandung ke Jakarta bersama rombongan ketika mobilnya terguling di daerah Cipularang.
Akibatnya, Soekarno mengalami luka-luka di kepala dan tangan. Meski demikian, ia tetap melanjutkan puasanya dan tidak mau minum obat. Ia juga menolak untuk dirawat di rumah sakit dan memilih untuk pulang ke Jakarta dengan mobil lain.