Mitos Marhaen, Petani yang Mengilhami Soekarno

Paweling.com - Esai tentang marhaenisme? Baiklah, saya akan mencoba membantu Anda. Marhaenisme adalah ideologi yang menentang penindasan man...

Paweling.com - Esai tentang marhaenisme? Baiklah, saya akan mencoba membantu Anda. Marhaenisme adalah ideologi yang menentang penindasan manusia atas manusia dan bangsa atas bangsa. 

Ideologi ini dikembangkan oleh Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno, dari pemikiran Marxisme yang diterapkan sesuai natur dan kultur Indonesia. 

Marhaenisme adalah varian dari Marxisme yang menekankan persatuan nasional, budaya, ekonomi kolektivis, dan hak-hak demokratis dan mengutuk liberalisme dan individualisme. 

Marhaenisme didirikan sebagai ideologi anti-kapitalis dan anti-imperialis, tetapi menggabungkan prinsip-prinsip Barat dan Timur. Marhaenisme adalah ideologi pemandu dari Partai Nasional Indonesia.

Nama ideologi ini diambil dari nama seorang petani, Marhaen, yang diklaim Soekarno bertemu dekat Bandung. Namun, ini ternyata mitos karena nama itu digunakan oleh Sarekat Islam untuk mendeskripsikan orang biasa jauh sebelum Soekarno pertama kali datang ke Bandung.

Soekarno mulai menyebut anggota kelas agraris sebagai “Marhaen”, istilah yang pertama kali digunakan oleh Soekarno dalam pidato Indonesia Menggugat pada tahun 1930 untuk menggantikan istilah proletar, karena ia menganggap yang terakhir itu tidak relevan dengan Indonesia. 

Mendefinisikan “proletar” sebagai anggota kelas pekerja yang tidak memiliki kekuatan kerja mereka sendiri, Soekarno menunjukkan bahwa banyak petani Indonesia memiliki kekuatan kerja mereka sendiri dan menggunakannya terutama untuk diri mereka sendiri, meskipun kemiskinan mereka.

Marhaenisme pada dasarnya adalah ideologi perjuangan yang terbentuk dari nasionalisme sosial, demokrasi sosial, dan keilahian budaya dari keyakinan Soekarno. 

Menurut marhaenisme, untuk menjadi mandiri secara ekonomi dan bebas dari eksploitasi oleh pihak lain, setiap orang atau rumah tangga membutuhkan faktor produksi atau modal. Bentuknya bisa berupa tanah atau mesin/peralatan. 

Dalam konteks modern, kendaraan, perangkat teknologi informasi, peralatan dapur, dan barang elektronik dapat digunakan secara efektif sebagai modal atau faktor produksi. Meskipun tidak besar, kepemilikan modal diperlukan untuk menjamin kemandirian orang atau rumah tangga dalam ekonomi.

Related

Kamanungsan 3217817131498418506

Post a Comment

emo-but-icon

Follow Us

Hot in week

Recent

Comments

Side Ads

Text Widget

Connect Us

item